Berita

Waspada Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak

Waspada Kasus Gagal Ginjal Akut Pada Anak
Apakah ada hubungannya dengan konsumsi obat sirup anak?

1. Fakta di Indonesia
Sejak akhir Agustus 2022, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah menerima laporan peningkatan kasus Gangguan Ginjal Akut Progresif Atipikal/Acute Kidney Injury (AKI) yang tajam pada anak, utamanya di bawah usia 5 tahun. Jumlah kasus yang dilaporkan hingga 18 Oktober 2022 sebanyak 206 dari 20 provinsi dengan angka kematian sebanyak 99 anak, dimana angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65%.

2. Apa itu Gagal Ginjal Akut?
Gagal ginjal akut misterius pada anak disebut juga Acute Kidney Injury (AKI). Dimana terjadinya penurunan yang cepat dan tiba-tiba pada fungsi ginjal. Ditandai dengan penurunan volume buang air kecil hingga tidak buang air kecil sama sekali. Kemenkes menyatakan bahwa penyakit gagal ginjal akut pada anak ini tidak ada kaitannya dengan vaksinasi maupun infeksi COVID-19.

3. Apa saja gejala Gagal Ginjal Akut?
1. Demam, batuk, pilek pada anak usia 0-18 tahun
2. Gejala infeksi saluran cerna (mual dan muntah)
3. Warna urin berubah menjadi coklat, juga mengalami penurunan jumlah urin hingga tidak buang air kecil sama sekali

4. Bagaimana dengan Kasus Kematian Anak di Gambia?
Puluhan anak di Gambia dilaporkan meninggal dunia akibat gangguan ginjal akut misterius. Terkait kematian tersebut, WHO telah mengeluarkan peringatan terhadap empat produk obat di Gambia yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals Limited India, yaitu Promethazine Oral Solution, Kofexmalin Baby Cough Syrup, Makoff Baby Cough Syrup, dan Magrip N Cold Syrup terkandung Dietilen Glikol (DEG) dan Etilen Glikol (EG). Kandungan tersebut dapat menjadi racun dan timbal sehingga mengakibatkan cedera ginjal akut. Diketahui bahwa, DEG dan EG tersebut merupakan salah satu jenis pelarut obat yang digunakan dalam sediaan obat sirup.

5. Keterkaitan kasus gagal ginjal akut di Indonesia dengan kasus di Gambia
Sampai saat ini kasus gagal ginjal akut pada anak belum diketahui secara pasti penyebabnya, untuk itu pemerintah bersama Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan tim dokter RS Cipto Mangunkusumo (RSCM) membentuk satu tim yang bertugas untuk mengamati dan menyelidiki kasus gangguan ginjal akut pada anak.
Berdasarkan penelusuran BPOM, keempat produk yang ditarik di Gambia tersebut tidak terdaftar di Indonesia dan hingga saat ini produk dari produsen Maiden Pharmaceutical Ltd, India tidak ada yang terdaftar di BPOM. Untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat, BPOM telah menetapkan persyaratan pada saat registrasi bahwa semua produk obat sirup untuk anak maupun dewasa, tidak diperbolehkan menggunakan dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG). Namun demikian, sebagai langkah kehati-hatian, BPOM juga sedang menelusuri kemungkinan kandungan DEG dan EG sebagai cemaran pada bahan lain yang digunakan sebagai zat pelarut tambahan.
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk pengobatan anak, sementara waktu tidak mengkonsumsi obat dalam bentuk cair/sirup tanpa berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Sebagai alternatif dapat menggunakan bentuk sediaan lain seperti tablet, kapsul, suppositoria (anal), atau lainnya.

6. Sebagai bentuk kewaspadaan dini, apa yang perlu dilakukan orang tua?
a. Tidak perlu panik namun tetap waspada dengan melakukan pemantauan secara aktif terhadap anak usia 0-18 tahun dengan gejala yang mengarah kepada gagal ginjal akut seperti penurunan volume urine yang dikeluarkan, demam selama 14 hari, gejala ISPA, dan gejala infeksi saluran cerna.
b. Pastikan bila anak sakit cukupi kebutuhan cairan tubuhnya dengan minum air.
c. Gejala lain yang juga perlu diwaspadai adalah perubahan warna pada urine (pekat atau kecoklatan). Bila warna urine berubah dan volume urine berkurang, bahkan tidak ada urine selama 6-8 jam (saat siang hari), orang tua diminta segera membawa anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
d. Tetap menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan tetap selalu mencuci tangan, makan makanan yang bergizi seimbang, tidak jajan sembarangan, minum air matang dan pastikan imunisasi anak rutin dan lanjuti dilengkapi.

7. Perhatikan hal berikut untuk menggunakan obat secara aman:
a. Gunakan obat sesuai aturan pakai
b. Jangan konsumsi obat melebihi dosis yang ditentukan
c. Baca peringatan dalam kemasan obat
d. Pastikan obat tidak kadaluwarsa
e. Jangan konsumsi sisa obat sirup yang sudah terbuka dan disimpan lama (maksimal penyimpanan 1 bulan setelah kemasan dibuka)
f. Melakukan konsultasi kepada dokter, apoteker atau tenaga kesehatan lainnya apabila gejala tidak berkurang setelah 3 (tiga) hari penggunaan obat bebas dan obat bebas terbatas pada upaya pengobatan sendiri (swamedikasi);
g. Dapatkan obat dari sarana pelayanan kefarmasian yang resmi atau berizin.
h. Laporkan efek samping obat yang anda rasakan kepada tenaga kesehatan terdekat atau melalui aplikasi layanan BPOM Mobile